Cara Tumpangsari JAGUNG dan KEDELAI Sistem Jajar Legowo
Tumpangsari JAGUNG dan KEDELAI
Budidaya – Pola tanam campuran atau TUMPANGSARI
pada dasarnya dapat diterapkan pada jenis tanaman apa saja. Teknik budidaya tanaman
secara tumpangsari yang notabene sudah dikenal dan diterapkan sejak jaman dulu
memiliki potensi yang besar untuk meningkatkan pendapatan hasil pertanian.
Peningkatan hasil budidaya pertanian dengan cara memperluas lahan budidaya
sekarang ini sudah tidak mungkin lagi dilakukan. Mengingat populasi penduduk
yang terus meningkat dan lahan potensial yang terus berkurang akibat alih
fungsi lahan. Oleh karena itu, pola tanam tumpangsari menjadi salah satu solusi
dalam meningkatkan produksi hasil pertanian tanpa memperluas areal budidaya.
Tumpangsari dapat diterapkan pada tanaman jenis apa saja, namun lebih
ditekankan pada tanaman pangan. Kenapa tanaman pangan? Kebutuhan pangan terus
meningkat seiring dengan populasi penduduk Indonesia yang terus bertambah.
Keterbatasan luas lahan dan masih rendahnya produktivitas
jagung di tingkat petani menyebabkan usahatani jagung menjadi tidak optimal.
Seiring kemajuan teknologi, model pertanaman tumpangsari (intercrop) banyak
mendapat perhatian. Salah satu diantaranya adalah tumpangasri jagung dengan
tanaman kedelai pada sistem tanam legowo. Tumpangsari jagung-kedelai juga
bertujuan untuk mengatasi persaingan penggunaan lahan untuk tanaman jagung dan
kedelai secara monokultur. Mengingat bahwa harga jagung relatif baik dan
keunggulan koparatif tanaman jagung relatif lebih tinggi dibanding tanaman
kedelai, maka dalam sistem tumpangsari jagung-kedelai, produktivitas tanaman
jagung minimal sama dengan tanpa tumpangsari.
Kombinasi Tumpangsari dan Jajar Legowo
Tumpangsari JAGUNG-KEDELAI sistem JAJAR LEGOWO
Kombinasi tumpangsari jagung-kedelai dapat diterapkan pada
sistem tanam jajar legowo 2 : 1 dimana dua baris tanaman dirapatkan (jarak
tanam antar baris), sehingga antara setiap dua baris tanaman terdapat ruang untuk
pertanaman kedelai. Tingkat produktivitas jagung diperoleh pada pertanaman
jajar legowo tidak berbeda bahkan cenderung lebih tinggi (karena adanya
pengaruh tanaman pinggir/border) dibanding pertanaman baris tunggal (tanam
biasa).
Lahan Pengembangan Kombinasi Tumpangsari dan Jajar Legowo
Sistem tumpangsari jagung-kedelai menggunakan cara tanam
jajar legowo dapat diterapkan pada lahan sawah maupun lahan kering dengan
tingkat kesuburan tanah dan ketersediaan sumber air yang cukup. Mengingat
maksud penanaman sistem logowo ini bukan semata untuk meningkatkan hasil, maka
penerapannya diutamakan dan dikaitkan dengan upaya peningkatan indeks
pertanaman (IP) jagung. Dengan peningkatan IP maka hasil panen dapat meningkat
dan pengelolaan lahan menjadi lebih produktif.
CARA BUDIDAYA TUMPANGSARI JAGUNG – KEDELAI
A. Cara Penanaman JAGUNG
1. Gunakan varietas hibrida bertipe tegak, Bima-2, Bima-4,
Pioner-21, Bisi-16 dan lain-lain. Jumlah benih yang dibutuhkan 15 – 17 kg/ha
2. Pastikan bahwa benih yang ditanam mempunyai daya
berkecambah (>90%) dan vigor benih yang baik (perhatikan masa daluwara
benih)
3. Tanah diolah sempurna, yaitu dengan cara penggemburan atau
pencangkulan
4. Tanaman jagung ditanam 1 biji per lubang dengan sistem tanam
legowo/double row, kemudian ditutup dengan pupuk organik 1 genggam
5. Jarak tanam untuk tanaman jagung sistem jajar legowo
adalah (100-50) cmx 20 cm atau (110-40) cm x 20 cm
6. Dosis pemupukan yang digunakan adalah sebagai berikut:
a). Lahan sawah menggunakan takaran 350 kg Urea + 300
kg phonska atau pupuk majemuk lainnya. Pemberian diberikan 2 kali, pemberian
pertama pada umur 7-10 hst sebanyak 100 kg urea + 300 kg phonska/ pupuk majemuk
lainnya per hektar. Pemupukan kedua dilakukan pada 35-45 hst dengan takaran 250
kg urea per hektar. Pupuk dimasukkan dalam lubang yang dibuat + 10 cm di
samping tanaman dan ditutup dengan tanah.
b). Lahan kering menggunakan takaran 325 kg Urea + 300
kg phonska atau pupuk majemuk lainnya. Pemberian diberikan 2 kali, pemberian
pertama pada umur 7-10 hst sebanyak 100 kg urea + 300 kg phonska/ pupuk majemuk
lainnya per hektar. Pemupukan kedua pada umur 35-45 hst dengan takaran 20 kg
urea + 100 kg phonska/pupuk majemuk lannya. Pupuk dimasukkan dalam lubang yang
dibuat + 10 cm di samping tanaman di tutup dengan tanah.
7. Penyiangan dan pembumbunan dilakukan dengan cangkul, yaitu
menimbun area perakaran tanaman jagung dengan tanah. Pembubumbunan dilakukan
segera setelah emupukan dan penyiangan.
8. Penen dapat dilakukan
apabila kelobot sudah kering dan lapisan hitam pada pangkal biji (black layer)
telah terlihat. Sisa batang tanaman (biomas) dijadikan kompos atau dapat
digunakan sebagai mulsa diantara baris tanaman untuk pertanaman berikutnya.
B. Cara Menanam KEDELAI
1. Gunakan varietas kedelai yang toleran naungan, diantaranya
Dena-1 atau Dena-2. Jumlah benih yang dibutuhkan 15- 20 kg/ha.
2. Benih dicampur dengan inokulan Rhizobium sp (nodulin,
rhizogin dll) 5 kg benih per 10 g (1 saset), caranya adalah benih dibasahi
kemudian ditiriskan, inokulan ditaburkan dan diaduk merata hingga merekat dan
diperkirakan semua benih mendapatkan inokulan, kemudian segera ditanam. Hindari
terkena cahaya matahari langsung pada benih yang telah dicampur dengan nodulin
3. Benih ditanam di antara barisan legowo pada tanaman jagung
dengan jarak tanam 40 cm x 20 cm, sehingga terdapat 2 barisan tanaman kedelai
antara setiap barisan legowo jagung. Penanaman kedelai dapat bersamaan dengan
penanaman jagung atau 1-7 hari setelah penanaman jagung
4. Dosis pupuk yang digunakan adalah 50 kg urea + 50 kg
phonska/ha 7- 10 hst (bersamaan dengan pemupukan pertama jagung apabila
tanamnya bersamaan)
5. Kedelai di panen sebelum polong pecah, yaitu saat polong
berwarna coklat. Kedelai sebaiknya dipanen lebih awal dari jagung. Biomas
tanaman atau sisa-sisa batang tanaman kedelai dapat dijadikan kompos.
Setelah kedelai habis dipanen, dibawah tanaman jagung bisa
disusul dengan menanam kacang panjang atau buncis dengan memanfaatkan batang
jagung sebagai lanjarannya. Setelah kedelai panen dan menjelang jagung dipanen,
disamping batang jagung dibuat lubang tanam menggunakan cangkul dan diberi
pupuk kandang atau kompos sebagai pupuk dasar. Benih buncis atau kacang panjang
diatanam 1 benih setiap lubang tanam.
Demikian cara “Tumpangsari JAGUNG dengan KEDELAI Sistem
JAJAR LEGOWO“. Selamat mencoba dan semoga bermanfaat….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar