Inovasi Mesin Pembersih Gulma Padi Di Sawah “AKOBETOR”. Pada budidaya tanaman padi di lahan sawah, tahap penyiangan (Tegal : Matun) merupakan suatu kegiatan mencabut gulma yang berada di antara sela-sela tanaman pertanian dan sekaligus menggemburkan tanah. Gulma adalah tumbuhan yang kehadirannya tidak diinginkan pada lahan pertanian karena menurunkan hasil yang bisa dicapai oleh tanaman produksi.
Matun / Penyiangan bertujuan untuk membersihkan tanaman yang sakit, mengurangi persaingan penyerapan hara, mengurangi hambatan produksi anakan dan mengurangi persaingan penetrasi sinar matahari. Tanaman yang ditumbuhkan harus mendapatkan semua nutrisi dan air yang diberikan oleh petani agar mampu menghasilkan secara optimal.
Pada Tanaman Padi Penyiangan yang baik pada dilakukan sebanyak 2 (dua) kali yaitu pada usia tanaman 15 (lima belas) dan 30 (tiga puluh) hari, Penyiangan harus tepat waktu sesuai pertumbuhan gulma. Tanah sawah tempat tumbuhnya tanaman harus tetap subur dan gembur
Penyiangan bisa dilakukan dengan berbagai cara :
1. Secara manual dengan tangan, Dilakukan dengan menggunakan tangan yang mencabut rumput yang tumbuh di sela-sela tanaman. Mencabut gulma dengan tangan cenderung pekerjaan yang melelahkan dan umumnya dikerjakan dengan tenaga kerja yang banyak (buruh tani) atau di lahan yang sempit.
2. Secara kimiawi dengan herbisida, yaitu dilakukan dengan memberikan herbisida pada rumput yang menjadi gulma disekitar tanaman utama (tanaman produksi) . Herbisida yang di pilih secara selektif mampu membunuh gulma, namun tidak menyakiti tanaman produksi. Herbisida digunakan ketika mekanisasi tidak memungkinkan atau tidak diinginkan.
3. Secara mekanis dengan mesin, yaitu dilakukan dengan menggunakan berbagai mesin pertanian yang berfungsi untuk penyiangan tanpa merusak tanaman produksi. Penyiangan dengan cara seperti ini harus ditunjang dengan alur tanam yang tepat, yaitu posisi tanaman tidak akan terganggu oleh kegiatan penyiangan secara mekanis (dengan mesin).
Penyiangan pada Tanaman Padi atau oleh orang sunda biasa disebut Ngarambet masih banyak yang meggunakan cara konvensional. Susahnya Tenaga kerja untuk penyiangan Gulma tanaman padi sawah menjadi salah satu permasalahan Petani dilapangan, mengumpulkan buruh tani pada waktu bersamaan sesuai umur tanaman yang baik untuk penyiangan adalah hal yang sulit dilakukan, dengan keterbatasan Tenaga kerja.
Melihat permasalahan diatas salah satu Abdi Tani di Kabupaten Purwakarta yaitu Kuswana /POPT Penyelia Sub Unit PPOPT Subang mencoba membuat alat untuk Penyiangan dengan menggunakan motor dari mesin pemotong rumput yg disebut dengan AKOBETOR (Alat Kuswana Organik Ngarambet pake Motor). Alat sudah dipantenkan dari Balai Pengembangan Mekanisasi Pertanian Provinsi Jawa Barat dengan hasil Uji Nomor : 521.31/34/PLT/Mektan/PNYG/2015 model/Tipe : K-01 .
Cara kerja dari Akobetor adalah dengan sistim memotong dan merabut rumput/gulma serta mengacak tanah disekitar tanaman .Untuk menguji efektivitas Akobetor tersebut maka alat ini dilakukan Pengujian yang dilaksanakan oleh team penguji dari Balai Pengembangan Mekanisasi Pertanian Provinsi Jawa Barat pada tanggal 12 Juni 2015 di Kecamatan Pasawahan Kabupaten Purwakarta.
Secara umum mesin penyiang gulma ini terdiri atas Pisau penyiang dan Motor penggerak dibuat dari bahan Logam/besi terdiri dari beberapa komponen yakni : Stang kemudi , Piringan rotor dilengkapi dengan gigi penyiang yang terbuat dari besi diameter 6 mm, piringan rotor dilengkapi dengan rumah piringan yang berfungsi untuk mencegah agar serpihan tanah atau kotoran lain tidak terlempar serta untuk mencegah agar putaran piringan rotor tidak terkena tanaman padi.
Dari hasil percobaan yang dilakukan di beberapa tempat dan berulang- ulang dapat dilihat pada lahan sawah yang sudah dilakukan penyiangan, dibandingkan dengan yang belum dilakukan penyiangan, bahwa pada lahan yang sudah dilakukan penyiangan dengan menggunakan Akobetor menunjukkan bahwa rumput/gulma dari berbagai jenis dan golongannya yang ada disekitar tanaman padi 98 % tersiangi, namun tanaman pokok(Padi) masih berdiri tegak tidak terganngu. Sawah yang pengendaliannya menggunakan Akobetor, tanahnya menjadi gembur , karena tanah lapisan atas(Top soil) secara tidak langsung terkena pengolahan . Dengan terusiknya tanaman padi Akobetor maka banyak serangga “Organisme Pengganggu Tumbuhan” (OPT) , seperti imago Wereng batang coklat , Wereng daun hijau, ngengat Hama putih dan ngengat Penggerek Batang padi, secara tidak langsung dapat mengendalikan OPT . Maka dengan banyaknya serangga yang terbang karena terusik oleh Akobetor menunjukkan banyaknya capung disekitar perlakuan penyiangan, dimana capung tersebut merupakan predator /pemangsa daripada OPT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar