Pembahasan tentang pola tanam khusus desa Matua dan Kecamatan Woja Pada umumnya, pembahasan tersebut dilaksanakan di BPP Kecamatan Woja Kabupaten Dompu yang dihadiri oleh Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab. Dompu, Koordinator BPP, Kepala UPTD Kec. Woja, Bapak Camat Woja, Kepala Desa Nowa, beserta PPL,
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Dompu Menjelaskan pentingnya POLA TANAM dan adanya pergilirian tanaman khusus komoditi padi, padi, dan kedelai dan diharapkan untuk musim tanam ke III bisa dilakukan penanaman tanaman jagung, terhadap lokasi irigasi teknis,
Dalam usaha budidaya tanaman, pola tanam sangatlah memegang
peranan penting dalam rangka menghasilkan produktivitas yang tinggi, namun dari
petani kurang memperhatikan tentang pentingnya pengaturan jarak tanam, serta
jenis-jenis pola yang mana yang sesuai kondisi lingkungan yang digunakan untuk
usaha budidaya tanaman pertanian. Wilayah Kecamatan Woja memiliki banyak
mata air yang dapat dimanfaatkan untuk usaha pertanian khususnya usaha tani
padi. Karena relative lebih mudah memperoleh air mempengaruhi pola tanam yang
ada. Pada umumnya sepanjang tahun ditanami padi terus menerus. Sehingga pola
tanam di Kecamatan Woja umumnya padi – padi – padi.
Hal ini menunjukkan adanya keragaman fase pertumbuhan padi danpemanfaatan air menjadi tidak efisien. Di sisilain, permintaan komoditas padi varietastertentu yang dominan disenangi konsumenseperti IR 64 dan Situ Bagendit sehingga mendorong tindakanpetani selalu tanam padi varietas tersebut danmenjadi kebiasaan. Dengan akibat yang ditimbulkan adalah adanya serangan OPT yang terus menerus, khususnya pada tanaman padi. Salah satu prioritas pilihan tindakan untuk mempertahankan produksi dan produktivitas serta keberlanjutan usaha tani padi adalah petani perlu menerapkan teknologi pola tanam setahun dan pergiliran varietas padi sesuai dengan ketersediaan air.
Hal ini menunjukkan adanya keragaman fase pertumbuhan padi danpemanfaatan air menjadi tidak efisien. Di sisilain, permintaan komoditas padi varietastertentu yang dominan disenangi konsumenseperti IR 64 dan Situ Bagendit sehingga mendorong tindakanpetani selalu tanam padi varietas tersebut danmenjadi kebiasaan. Dengan akibat yang ditimbulkan adalah adanya serangan OPT yang terus menerus, khususnya pada tanaman padi. Salah satu prioritas pilihan tindakan untuk mempertahankan produksi dan produktivitas serta keberlanjutan usaha tani padi adalah petani perlu menerapkan teknologi pola tanam setahun dan pergiliran varietas padi sesuai dengan ketersediaan air.
Pengertian Pola Tanam
Pola tanam adalah merupakan suatu urutan tanam pada sebidang lahan dalam satu
tahun, termasuk didalamnya masa pengolahan tanah sampai suatu komoditas tanaman
dipanen. Pola tanam merupakan bagian atau sub system dari system budidaya
tanaman, maka dari system budidaya tanaman ini dapat dikembangkan satu atau
lebih system pola tanam. Pola tanam ini diterapkan dengan tujuan memanfaatkan
sumberdaya secara optimal dan untuk menghindari resiko kegagalan suatu jenis
komoditas.
Sistem Pola Tanam
Secara umum, pola tanam dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
pola tanam tunggal (monokultur) dan pola tanam ganda (polikultur).
1.
Monokultur
Pertanian monokultur merupakan pola tanam dengan hanya menanam satu jenis
komoditas pada suatu lahan pertanian selama satu tahun. Contohnya adalah pada
suatu sawah hanya ditanami padi, dan padi tersebut ditanam selama tiga musim
berturut-turut ( satu tahun). Monokultur menjadikan penggunaan lahan efisien
karena memungkinkan perawatan dan pemanenan secara cepat dengan bantuan mesin
pertanian dan menekan biaya tenaga kerja karena menjadi seragam. Kelemahan
utamanya adalah keseragaman kultivar mempercepat penyebaran organisme
pengganggu tanaman (OPT seperti hama dan Penyakit tanaman).
2.
Polikultur
Pertanian polikultur merupakan suatu pola pertanaman dengan membudidayakan
lebih dari satu jenis komoditas pada suatu lahan pertanian dalam waktu satu
tahun. Penanaman lebih dari satu jenis tanaman tidak hanya terikat oleh ruang,
tetapi juga terikat dalam waktu. Polikultur dalam ruang misalnya, dalam satu
lahan pertanian ditanami lebih dari satu jenis tanaman dalam waktu yang
bersamaan seperti menanam jagung dengan kacang tanah. Polikultur dalam waktu
adalah menanam lebih dari satu jenis tanaman dalam waktu yang berlainan.
Misalnya pada musim pertama menanam padi, musim kedua menanam kacang tanah, dan
musim ketiga menanam jagung.
Pengaturan Pola Tanam
Pola usaha tani perlu dilakukan secara dinamis dengan
mempertimbangkan pertimbangan lingkungan dan permintaan pasar, agar mendapatkan
manfaat yang maksimal dalam meningkatkan produksi dan pendapatan petani.
Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam penyusunan pola tanam (usaha
tani) adalah sebagai berikut :
- Ketersediaan
air yang menyangkup waktu dan lamanya ketersediaan yang tergantung pada
kinerja air irigasi serta pola distribusi dan jumlah hujan.
- Keadaan
tanah yang meliputi sifat fisik, kimia dan bentuk permukaan tanah.
- Tinggi
tempat dari permukaan laut, terutama sehubungan dengan suhu udara, tanah
dan ketersediaan air.
- Eksistensi
hama dan penyakit tanaman yang bersifat kronis dan potensial
- Ketersediaan
dan aksesibilitas bahan tanaman yang meliputi jenis dan varietas menurut
agroesistem dan toleransi terhadap jasad pengganggu.
- Aksebilitas
dan kelancaran pemasaran hasil produksi dengan dukungan infrastruktur dan
potensi pasar yang memadai.
Pada dasarnya, penentuan pola tanam akan sangat tergantung kepada
kearifan lokal di mana pola tersebut dilaksanakan dan juga ketersediaan sumber
daya yang medukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman, khususnya ketersediaan
air. Pada pedesaan yang tujuan pertaniannya subsistem (digunakan untuk
mencukupi kebutuhan sendiri), pola tanam yang banyak digunakan adalah
polikultur karena meminimalisir adanya gagal panen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar