Pada awalnya Ekoenzim digunakan
untuk perbaikan lahan pertanian, yaitu sebagai pupuk organik (Megah, 2018).
Penggunan Ekoenzim dari kulit buah naga, buah terung dan buah apel yang
dilarutkan 1 : 800 untuk penyiramanan tanah selama 4 minggu menunjukkan
peningkatan kadar nitrogen dan zat hara yang berasal dari nutrient yang
terkandung dalam Ekoenzim (Tong & Liu, 2020). Selanjutnya
dimanfaatkan pula untuk pembersih lantai, pencucian sayur dan buah,
pemberantasan hama dan serangga serta penyubur tanaman (Larasati, Astuti, &
Maharani, 2020) , dapat juga digunakan sebagai bahan tambahan untuk anti
mikroba dan membunuh virus & bakteri (Mavani et al., 2020) (Kumar et al.,
2019) serta meningkatkan imunitas ikan Ekoenzim disebut juga sebagai zat
organik yang sempurna untuk kebutuhan pembersih di rumah tangga (Dhiman-2017-EcoEnzyme
for House-Hold Cleanser.Pdf, n.d.). Selain itu, Ekoenzim yang
terbuat dari kulit buah semangka juga terbukti digunakan untuk pengawetan buah
anggur, baik anggur merah maupun anggur hitam (Sari, Astuti, & Maharani,
2020) . Oleh karena itu, banyak masyarakat yang sudah mencoba membuat dan
menggunakan eco-enzyme, baik untuk sekedar memenuhi hobi dan kebutuhan
pribadi, namun ada juga untuk keperluan komersial. Penggunaan Ekoenzim di
perairan danau dilaporkan berhasil meningkatkan pH dari 6.7 menjadi 7.2 dan
berhasil menurunkan konsentrasi Total padatan terlarut (TDS) dari 884 menjadi
745 mg/L , serta menurunkan padatan tersuspensi (TSS) dari 121 menjadi 47 mg/L.
Namun penggunaannya untuk menurunkan tingkat kesadahan dan kadar klorida tidak
menunjukkan keberhasilan. Pengunaan Ekoenzim dengan konsentasi 0.5 %
pada air drainase mampu menurunkan Biochemical Oxygen Demand (BOD) dari
690 menjadi 231 mg/l dan Chemical Oxygen Demand dari 537 menjadi 384
mg/l, nitrat dari 5.54 menjadi 3.39 mg/L dan penurunan Coliform sebesar 10 %
(Kumar et al., 2019).
Manfaat Ecoenzime
1.
Ekoenzim
dapat dijadikan sebagai cairan multiguna dan aplikasinya meliputi rumah tangga,
pertanian, dan juga peternakan. Pada dasarnya, Ekoenzim mempercepat
reaksi bio-kimia di alam untuk menghasilkan enzim yang berguna menggunakan
sampah buah atau sayuran. Enzim dari “sampah” ini adalah salah satu cara
manajemen sampah yang memanfaatkan sisa-sisa dapur untuk sesuatu yang sangat
bermanfaat. Cairan ini bisa menjadi pembersih rumah, maupun sebagai pupuk alami
dan pestisidia yang efektif.
2.
Produk Ekoenzim
biasa digunakan sebagai desinfektan yang mampu membunuh
bakteri dan jamur sehingga dapat digunakan sebagai pestisida.
3.
Selain itu juga dapat digunakan
sebagai pembersih rumah tangga karena produk Ekoenzim yang
dihasilkan mamberikan aroma asam yang segar.
4. Dari kelima produk Eco Enzyme semuanya menghasilkan aroma asam. Aroma asam yang dihasilkan berasal dari asam asetat yang terdapat dalam cairan produk Ekoenzim tersebut.
Salah satu cara pembuatan Eco Enzyme dapat dilakukan dengan memanfaatkan limbah organik seperti kulit jeruk dan nanas. Adapun bahan yang dapat disiapkan untuk pembuatan Eco Enzyme tersebut yaitu sebagai berikut (Maurilla, 2022)
Bahan Yang Dibutuhkan :
- 500 ml
air
- 50
gram gula pasir (bisa juga menggunakan gula lain seperti gula merah)
- 150
gram kulit buah
Alat Yang Digunakan :
- Botol
plastik bekas ukuran 1 liter
- Timbangan
digital
- Corong
- Gunakan
wadah plastik, jangan pakai wadah logam karena kurang elastis.
- Masukkan
500 ml air ke dalam wadah plastik dan 50 gram gula.
- Masukkan
sisa kulit buat atau sayur ke dalam wadah.
- Sisakan
ruang untuk proses fermentasi sehingga wadah tidak perlu diisi
dengan penuh.
- Aduk
perlahan isi wadah plastik yang sudah terisi dengan larutan air dan gula
tidak perlu dikocok.
- Buka
tutup wadah setiap hari selama 1 bulan pertama setelah diaduk.
- Dalam
1 bulan pertama, gas akan dihasilkan dari proses fermentasi.
- Simpan
wadah di tempat dingin, kering, dan memiliki ventilasi yang
baik.
- Hindari
sinar matahari langsung dan jangan disimpan di dalam kulkas.
- Setelah
3 – 6 bulan, panen Ekoenzim akan selesai dan dapat
digunakan.
Catatan
Penting Pembuatan Ekoenzim
Gunakan
wadah yang bisa mengembang karena wadah akan terisi gas, maka dari itu perlu
dibuka secara berkala untuk mengeluarkan gas.
- Sampah
untuk membuat enzim tidak termasuk kertas, plastik, logam atau bahan kaca.
- Hindari
makanan berminyak, ikan atau sisa daging (bisa digunakan sebagai bahan
kompos kebun). Untuk membuat enzim berbau segar, tambahkan kulit
jeruk/lemon atau daun pandan, dan lainnya.
- Warna
ideal dari Ekoenzim adalah coklat gelap. Jika berubah
menjadi hitam, tambahkan gula dalam jumlah yang sama untuk memulai proses
fermentasi lagi.
- Mungkin
memiliki lapisan putih, hitam atau coklat di atas enzim, abaikan saja.
Jika Anda menemukan lalat dan cacing dalam wadah, biarkan dan reaksi kimia
enzim akan melarutkannya secara alami.
- Ekoenzim tidak
akan pernah kadaluwarsa. Jangan simpan di kulkas.
Indikator Ekoenzim bereaksi
dengan baik !
Adapun
indikator penentu baik tidaknya reaksi dalam Ekoenzim yaitu
sebagai berikut (Dinas Pertanian & Pangan Kabupaten Demak,
2021) :
- Warnanya
cerah sesuai dengan bahan yang kita gunakan. Namun warna ini akan sangat
berbeda antara satu dengan yang lainnya. Tergantung dengan bahan yang kita
gunakan. Bahkan jika bahan yang digunakan sudah sama namun micro organisme
yang berbeda akan menyebabkan warna yang berbeda.
- Aromanya
sesuai dengan bahan (tidak berbau busuk).
- Ada
jamur putih. Kalau jamurnya hitam berarti gagal, dan kita harus segera
memulihkannya dengan cara menambahkan gula ke dalam wadah sesuai takaran
semula.
- Setiap
hari dalam bulan pertama sebaiknya dibuka untuk mengeluarkan gas. Pada
saat membuka tempat Ekoenzim, jika ada bahan yang tidak
tenggelam maka dapat kita aduk dan tekan bahan hingga tenggelam ke dalam
air.
Melalui edukasi pembuatan Ekoenzim pada masyarakat tentang bagaimana memaksimalkan pengolahan sampah ini, diharapkan masyarakat lebih paham dan menyadari bahwa limbah sampah organik yang dihasilkan itu dapat diolah kembali sehingga dapat mengurangi pencemaran lingkungan dan hasil dari pemubuatan Ekoemzim ini dapat digunakan sebagai pupuk organic alternatif untuk menmbantu petani memnuhi kekurangan pupuk anorganik